JAMU SEHAT PRIA DEWASA
LABORATORIUM FARMAKOGNOSI
AKADEMI FARMASI PUTERA INDONESIA
MALANG
2011
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Jamu, adalah obat tradisional yang di proses secara tradisional yang berisi seluruh bahan tanaman yang menjadi penyusun jamu tersebut, higienis serta digunakan secara tradisional. Khasiat jamu tidak memerlukan pembuktian ilmiah sampai dengan klinis, tetapi cukup dengan bukti empiris turun temurun.
Perkembangan jamu di Indonesia sendiri dari tahun ke tahun mengalami pasang surut, namun saat ini jamu di Indonesia mulai naik daun. Dibuktikan dengan banyaknya industri jamu di Indonesia, contohnya Bintang Toedjo, Asimas, Bung Gemuk, Cahaya Mas Cemerlang, Craftex International, Craftindo Bentara Surya Nusantara, PT, Dadang Fashion, Darmo Gallery, Daurcraft Unique and Natural, Davinci, Sidomuncul yang menghasilkan produk seperti Tolak angin dan Antangin, serta yang lainnya.
Namun masyarakat Indonesia masih banyak yang cenderung menyepelekan khasiat jamu dan lebih suka mengkonsumsi obat-obat anorganik atau kimia yang sebenarnya memiliki efek samping yang lebih banyak daripada jamu. Masyarakat Indonesia yang mayoritas menengah kebawah sering sekali kesulitan menjangkau harga obat yang setiap tahunya semakin mahal.
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki berbagai macam tanaman yang apabila diolah akan menghasilkan suatau produk yang berguna dan bermanfaat salah satunya sebagai jamu. Hal itu dikarenakan Indonesia mempunyai lahan yang subur serta cuaca dan curah hujan yang mendukung.
Oleh karena itu kami mencoba membuat jamu kuat untuk kalangan pria dewasa yang sering mengeluh tentang kehidupan seksualnya pada usia menjelang tua yaitu jamu sehat yang berkhasiat untuk menambah gairah kehidupan seksual.
Alasan kami membuat produk jamu berbentuk sediaan serbuk dikarenakan orang usia lanjut lebih percaya akan bentuk serbuk, selain itu faktor absorbsi bentuk serbuk juga lebih cepat daripada bentuk sediaan kapsul atau pil, dan satu lagi kami ingin membuat suatu obat kuat yang harganya bisa di jangkau oleh semua kalangan ekonomi karena kita tahu bahwa selama ini harga sejenis obat kuat saat ini di pasaran tergolong obat yang masih mahal seperti viagra atau obat kuat yang lainnya. Jamu kami terbuat dari jahe yang menurut bukti ilmiah dapat merangsang ereksi dan mengatasi ejakulasi prematur karena mengandung senyawa cineole dan arginine, lamtoro yang dapat meningkatkan gairah sex, serta kencur untuk menghilangkan rasa lelah dan menambah stamina.
1.2 Tujuan
Mengambil peluang usaha yaitu menjual jamu obat kuat untuk dijual dan mendapatkan untung.
1.3 Manfaat
Untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang pembuatan jamu dan bila kelak dijual untuk mendapatkan untung.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Obat Tradisional
Pengertian obat tradisional berdasarkan Peraturan Menteri kesehatan Nomor 246/Menkes/Per/V/1990 Pasal 1 menyebutkan bahwa : Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan galenik atau campuran dan bahan-bahan tersebut, yang secara tradisional telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman.
Menurut penelitian masa kini, meskipun obat-obatan tradisional yang pengolahannya masih sederhana (tradisional) dan digunakan secara turun-temurun berdasarkan resep nenek moyang adat-istiadat, kepercayaan, atau kebiasaan setempat, memang bermanfaat bagi kesehatan dan kini digencarkan penggunaannya karena lebih mudah dijangkau masyarakat, baik harga maupun ketersediaannya. Obat tradisional pada saat ini banyak digunakan karena menurut beberapa penelitian tidak menimbulkan efek samping untuk pemakaian jangka lama apabila sesuai aturan pakai dan masih bisa dicerna oleh tubuh. Bagian tanaman yang digunakan untuk bahan Obat tradisional yang bisa dimanfaatkan adalah akar, rimpang, batang, buah, daun dan bunga. Bentuk obat tradisional yang banyak dijual dipasar dalam bentuk kapsul, serbuk, cair, simplisia dan tablet.
2.1.1 Khasiat Obat Tradisional
Khasiat alamiah dan kemurnian obat-obatan tradisional adalah sebagai obat alami tanpa efek samping, namun seringkali disalahgunakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab terutama produsen obat tradisional yang hanya mencari keuntungan finansial saja tanpa memperhatikan kemurnian dan resiko dari kandungan obat tradisional. Seperti dengan sengaja mencampur kandungan herbal dari obat tradisional dengan obat berbahan kimia.
2.1.2 Syarat-syarat Obat Tradisional
Adanya kewajiban agar label ditulis dengan menggunakan bahasa Indonesia, angka Arab dan atau huruf Latin berlaku mengikat tidak hanya terhadap obat-obatan tradisional yang diproduksi di dalam negeri, namun berlaku juga terhadap obat-obatan tradisional yang dimasukkan ke dalam wilayah Indonesia untuk diperdagangkan. Tujuan pengaturan ini dimaksudkan agar informasi tentang pangan khususnya obat-obatan tradisional produksi pabrik dapat dipahami oleh seluruh lapisan masyarakat luas.
Obat tradisional yang ada di Indonesia dikategorikan menjadi 3, yaitu jamu, obat herbal terstandar, dan fitofarmaka.
1. Jamu adalah obat tradisional yang disediakan secara tradisional, yang berisi seluruh bahan tanaman yang menjadi penyusun jamu tersebut, higienis (bebas cemaran) serta digunakan secara tradisional. Jamu telah digunakan secara turun-temurun selama berpuluh-puluh tahun bahkan mungkin ratusan tahun, Pada umumnya, jenis ini dibuat dengan mengacu pada resep peninggalan leluhur . Bentuk jamu tidak memerlukan pembuktian ilmiah sampai dengan klinis, tetapi cukup dengan bukti empiris turun temurun.
2. Obat Herbal Terstandar adalah obat tradisional yang disajikan dari ekstrak atau penyarian bahan alam yang dapat berupa tanaman obat, binatang, maupun mineral. Untuk melaksanakan proses ini membutuhkan peralatan yang lebih kompleks dan berharga mahal, ditambah dengan tenaga kerja yang mendukung dengan pengetahuan maupun ketrampilan pembuatan ekstrak. Selain proses produksi dengan teknologi maju, jenis ini telah ditunjang dengan pembuktian ilmiah berupa penelitian-penelitian pre-klinik (uji pada hewan) dengan mengikutis tandar kandungan bahan berkhasiat, standar pembuatan ekstrak tanaman obat, standar pembuatan obat tradisional yang higienis, dan uji toksisitas akut maupun kronis.
3. Fitofarmaka adalah obat tradisional dari bahan alam yang dapat disetarakan dengan obat modern karena proses pembuatannya yang telah terstandar, ditunjang dengan bukti ilmiah sampai dengan uji klinik pada manusia dengan kriteria memenuhi syarat ilmiah, protokol uji yang telah disetujui, pelaksana yang kompeten, memenuhi prinsip etika, tempat pelaksanaan uji memenuhi syarat. Dengan uji klinik akan lebih meyakinkan para profesi medis untuk menggunakan obat herbal di sarana pelayanan kesehatan. Masyarakat juga bisa didorong untuk menggunakan obat herbal karena manfaatnya jelas dengan pembuktian secara ilmiah.
2.2 Tinjauan Tentang Penyakit (Sehubungan dengan Jamu yg akan dibuat)
Ereksi penis adalah membesar atau menegangnya penis. Ereksi merupakan kejadian yang menjadi prasyarat berhasilnya kopulasi atau hubungan seksual. terjadi bila darah mengalir dan memenuhi corpora cavernosa karena berbagai bentuk rangsangan. Selain yang paling umum karena rangsangan seksual, ereksi pada manusia laki-laki juga dapat terjadi karena tekanan kandung kemih yang penuh. Ereksi juga terjadi secara otonom (tanpa kesadaran), misalnya pada saat tidur.
Secara normal ereksi berakhir jika rangsangan seksual diakhiri atau terjadi ejakulasi sperma. Priapisme adalah kejadian ereksi tanpa dikehendaki yang berlangsung dalam rentang waktu abnormal dan secara medik tergolong sebagai kejadian darurat. Ereksi priapistik juga dapat terjadi pada orang yang mati secara mendadak (misalnya karena tergantung).
Impoten ( Lemah Syahwat ) juga disebut ( disfungsi ereksi ), yaitu ketidak mampuan untuk meraih ataupun mempertahankan ereksi dalam waktu relatif lama untuk mendapat kenikmatan saat berhubungan seks. Hampir sebagian besar kaum pria pernah gagal mengalami ereksi dalam hidup mereka walaupun untuk sesaat, biasanya hal ini mereka alami karena kelelahan, stress, konsumsi alkohol, yang lebih dikenal dengan istilah "brewer's droop." Dan hanya satu dari sepuluh pria yang mengalami impotensi permanen.
Pada kasus umum (sekitar 70%) impotensi yang dipicu masalah fisik sering mengakibatkan terganggunya ataupun bahkan merusak aliran darah. Namun jika seorang pria masih bisa ereksi setiap paginya dan melakukan masturbasi sampai klimaks, berarti impoten yang mereka alami lebih disebabkan masalah psikologis.
Namun banyak pria yang menderita impoten dari gabungan antara masalah fisik dan psikologis. Sangat mudah sekali bagi kaum pria untuk mengalami stress dan rasa tertekan dan membuatnya menjadi semakin bertambah buruk.
Parahnya kaum pria terkadang menyimpan masalah ini dan merasa malu untuk menceritakan masalah mereka dengan orang lain, sehingga masalah fisik kerap dibarengi dengan masalah psikologis.
Impoten juga memicu masalah dengan pasangan Anda, bukan hanya hilangnya kenikmatan saat berhubungan seks namun juga timbulnya sebuah perasaan bahwa mereka telah melakukan sesuatu yang salah, dan itu adalah kesalahan mereka. bahkan mereka sering mendengar jika mereka sudah tak tampak menarik lagi di mata pasangan mereka. Hal ini yang terkadang membuat mereka merasa sedih, frustasi, cemas dan tertekan.
2.3 Simplisia
Simplisia adalah bahan alamiah yang digunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun juga, kecuali dinyatakan lain. Berupa bahan yang sudah dikeringkan. Selain itu simplisia juga dibagi menjadi 3 golongan yaitu :
1. Simplisia nabati : Simplisia nabati adalah simplisia yang dapat berupa tanaman utuh, bagian tanaman, eksudat tanaman, atau gabungan antara ketiganya, misalnya Datura Folium dan Piperis nigri Fructus. Eksudat tanaman adalah isi sel yang secara spontan keluar dari tanaman atau dengan cara tertentu sengaja dikeluarkan dari selnya. Eksudat tanaman dapat berupa zat-zat atau bahan-bahan nabati lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan/diisolasi dari tanamannya..
2. Simplisia hewani : Simplisia hewani adalah simplisia yang dapat berupa hewan utuh atau zat-zat berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa bahan kimia murni, misalnya minyak ikan (Oleum iecoris asselli) dan madu (Mel depuratum).
3. Simplisia pelikan atau mineral : Simplisia pelikan atau mineral adalah simplisia berupa bahan pelikan atau mineral yang belum diolah atau telah diolah dengan cara sederhana dan belum berupa bahan kimia murni, contoh serbuk seng dan serbuk tembaga.
Simplisia tanaman termasuk dalam golongan simplisia nabati. Secara umum pemberian nama atau penyebutan simplisia didasarkan atas gabungan nama spesies diikuti dengan nama bagian tanaman. Contoh : merica dengan nama spesies Piperis albi maka nama simplisianya disebut sebgai Piperis albi Fructus. Fructus menunjukkan bagian tanaman yang artinya buah.
Pengolahan Simplisia
1. Pengeringan : Tujuan pengeringan adalah untuk mengurangi kadar air, untuk menjamin dalam penyimpanan, mencegah pertumbuhan jamur, serta mencegah terjadinya proses atau reaksi enzimatika yang dapat menurunkan mutu.
2. Pengawetan : Simplisia nabati atau hewani harus dihindarkan dari serangga atau mikroba dengan penambahan kloroform, eter atau penambahan bahan atau penggunaan cara yang sesuai, sehingga tidak meninggalkan sisa yang membahayakan kesehatan.
3. Wadah : Wadah tidak boleh mempengaruhi bahan didalamnya baik secara fisika maupun kimia, yang dapat mengakibatkan perubahan mutu atau kemurniannya hingga tidak memenuhi persyaratan resmi.
4. Benda Asing : Simplisia nabati dan hewani tidak boleh mengandung organism patogen dan harus bebas dari cemaran mikro organisme, serangga dan binatang lain maupun kotoran hewan. Simplisia tidak boleh menyimpang baud an warna tidak boleh mengandung lendir atau menunjukan adanya kerusakan. Sebelum diserbukkan simplisia nabati harus dibebaskan dari pasir, debu dan kotoran lain yang berasal dari tanah maupun benda anorganik asing.
Pemalsuan Dan Penurunan Mutu Simplisia
1. Simplisia dianggap bermutu rendah jika tidak memenuhi persyaratan-persyaratan yang telah ditetapkan khususnya persyaratan kadarnya. Mutu rendah ini dapat disebabkan oleh tanaman asal, cara panen dan pengeringan yang salah atau disimpan terlalu lama.
2. Simplisia dianggap rusak jika oleh sebab tertentu keadaannya tidak memenuhi syarat misalnya menjadi basah tercampur minyak sewaktu diangkat dan lain sebagainya.
3. Simplisia dinyatakan budukan jika kualitasnya turun karena dirusak bakteri atau serangga.
4. Simplisia dinyatakan bercampur jika secara tidak sengaja terdapat bersama-sama bahan atau bagian tanaman lain.
5. Simplisia dianggap dipalsukan jika secara sengaja diganti, diolah, atau ditambahi bahan lain yang tidak semestinya.
Pembuatan Serbuk Simplisia
1. Bersihkan simplisia dari bahan organik asing dan pengotoran lain secara mekanik atau dengan cara lain yang cocok, keringkan pada suhu yang cocok haluskan, lalu ayak. Kecuali dinyatakan lain, seluruh simplisia halus dihaluskan sesuai derajat halus yang ditetapkan.
2. Simplisia yang mengandung zat berkhasiat dan tidak tahan panas, dikeringkan pada suhu serendah mungkin, jika perlu dengan penggunaan tekanan udara.
3. Pada pembuatan serbuk simplisia yang mempunyai persyaratan potensi dan kadar zat tertentu, misalnya Digitalis folium boleh ditambahkan serbuk sejenis yang mempunyai potensi atau kadar lebih rendah atau tinggi atau ditambah bahan lain yang cocok, misalnya laktosa, pati beras hingga hasil pengolahan terakhir memenuhi persyaratan.
2.4 Tinjauan tentang morfologi tanaman
2.4.1 Jahe Merah
Secara morfologi,tanaman jahe terdiri atas akar, rimpang,batang, daun dan bunga. Perakaran tanaman jahe merupakan akar tunggal yang semakin membesar seiring dengan umurnya, sehingga membrntuk rimpang serta tunas tunas yang akan tumbuh menjadi tanaman baru.
Batang tanaman jahe merupakan batang semu yang tumbuh tegak lurus. Batang ini terdiri atas seludang seludang dan pelepas daun yang menutup batang. Bagian luar batang licin dan mengkilap, seta mengandung banyak air.
Daun tanaman jahe berbentuk tanaman lonjong dan lancip menyerupai rumput rumput besar. Ukuran panjang daun sekitar 5-25cm dan lebar 0,8-2,5cm. bagian ujung daun agak tumpul dengan panjang lidah 0,3-0,6cm. bila daun mati pangkal daun tetap hidup dalam tanah. Jika cukup tersedia air, bagian pangkal daun ini akan ditumbuhi tunas dan menjadi rimpang yang baru.
Bunga tanaman jehe pada ketiak daun pelindung, bentuk bunga berfariasi: panjang,bulat telur, lonjong, runcing, atau tumpul. Bunga berukuran panjang 2-2,5cm dan lebar 1-1,5cm. Kandungan jahe Zingeberin, kamfena, lemonin, zingiberen, zingiberal, gingeral (zat berkhasiat), shogaol. Kandungan lainnya, yaitu minyak dammar, asam organik, asam malat, asam aksolat, dan gingerin.
Rimpang agak pipih,bagian ujung bercabang,cabang pendek,pipih,bentuk bulat telur terbalik,pada setiap ujung cabang terdapat parut melekuk kedalam. Dalam bentuk potongan,panjang 5cm-15cm umumnya 3cm-4cm, tebal 1cm-1,5cm. Bagian luar berwarna coklat kekuningan,beralur memanjang,kadang kadang ada serat yang bebas. Bekas patahan pendek dan berserat menonjol. Pada irisan melintang terdapat berturut turut korteks sempit yang tebalnya lebih kurang sepertiga jari jari,indodermis stele yang lebar,banyak tersebar berkas pembuluh berupa titik keabuabuan dan sel kelenjar berupa titik yang lebih kecil beRwarna kekuningan.
2.4.2 Kencur
Kencur merupakan tanaman berimpang yang tumbuh subur di daerah dataran rendah atau pegunungan yang tanahnya gembur dan tidak terlalu banyak air. Jumlah helaian daun kencur tidak lebih dari 2 - 3 lembar dengan susunan berhadapan. Tanaman yang daunnya bulat melebar dengan ujung mengecil, berwarna hijau gelap ini memiliki batang semu yang tergolong pendek dengan tinggi 10 hingga 50 cm. Rimpang kencur tumbuh bergerombol dan bercabang - cabang. Warna rimpang cokelat gelap dan berkesan mengkilap. Kencur juga bisa berbunga, yang muncul disela - sela daun bentuknya kecil.
Kandungan kimia : Rimpang Kencur mengandung pati (4,14 %), mineral (13,73 %), dan minyak atsiri (0,02 %) berupa sineol, asam metil kanil dan penta dekaan, asam cinnamic, ethyl aster, asam sinamic, borneol, kamphene, paraeumarin, asam anisic, alkaloid dan gom.
Rimpang kencur pipih,bentuk hampir bundar sampai jorong atau tidak beraturan,tebal keping 1mm-4mm,panjang 1cm-5cm,lebar 0,5cm-3cm,bagian tepi berombak dan berkeriput,warna coklat sampai coklat kemerahan,bagian tengah berwarna putih sampai putih keemasan. Kortek sempit,labar kurang lebih 2mm,warna putih,berkas pembuluh tersebar tampak sebagai bintik bintik berwarna kelabu atau kekuningan.silinder pusat lebar banyak tersebar berkas pembuluh seperti pada kortek. Berkas patahan rata berdebu berwarna putih.
2.4.3 Petai Cina
Morfologi tanaman ini merupakan perdu pohon yang pertumbuhannya mampu mencapai tinggi 5-15 m. Tanaman ini berasal dari amerika latin, sudah sejak lama di impor ke Indonesia. Petai cina masuk ke Indonesia awal tahun 80-an berkaitan dengan serangan hama kutu loncat pada tanaman Leucaena diversofolia. Tanaman tumbuh tegak dengan sudut pangkal antara batang dengan cabang 45o , apabila sudah di pangkas cabangnya akan menyerupai bentuk garpu. Daunnya kecil, tulang daun menyirip ganda dua (bipeianantus) dengan jumlah pasangan 4-8 pasang, tiap sirip tangkai daun mempunyai 11-22 helai anak daun. Bunganya merupakan bunga bangkol atau membulat (eappitullum), bunga majemuk menyerupai cawan tepi tanpa daun pembalut, berbentuk bola, dan berwarna putih, serta mampu menyerbuk sendiri.
Biji keras ,bentuk bulat telur terbalik, agak pipih,panjang lebih kurang 8mm,lebar kurang lebih 5mm,tebal lebih kurang 3mm,kulit biji licin,warna coklat tua sampai coklat kehijauan,agak mengkilat,pada kedua bidang yang datar terdapat alur hampir sepangjang pinggir biji pada jarak lebih kurang 1mm,sebelah dalam kulit biji terdapat 2 lembar keping biji berwarna kehijauan,lenbaga kecil,terlatak dibagian pangkal keping biji.
2.5 Tinjauan Tentang jaringan tanaman
2.5.1 Jahe Merah
Korteks terdiri dari parenkim isodiametrik, dinding sel tipis, berkas pembuluh tersebar, banyak idioblas, sel idioblas hampir bulat, dinding berkutikula, garis tengah 40 um, sampai 80 um, berisi dammar minyak, warna kuning kehijauan sampai jingga atau berwarna coklat kekuningan sampai coklat kemerahan. Endodermis terdiri dari sel dengan radial agak menebal, tidak berisi pati. Berkas pembuluh kolateral dan fibrovasal, berkas pembuluh yang terdapat langsung di sebelah dalam endodermis tersusun teratur dalam satu deretan, berkas-berkas hampir bersentuhan satu sama lain, umumnya tanpa serabut.
Serbuk: Warna kuning muda. Fragmen pengenal adalah sel parenkimatik, serabut: Pembuluh kayu, kadang-kadang di damping sel zat warna, sel dammar minyak berbentuk gumpalanatau tetesan kecil dengan jodium LP member warna, banyak sekali butir pati, fragmen periderm.
Pada penampang melintang rimpang tampak epidermis terdiri dari 1 lapis sel berbentuk polygonal; rambut penutup berbentuk kerucut, membengkok, panjang 250µm-750µm, dinding tebal. Hypodermis terdiri dari beberapa lapis sel yang agak terentang tangensial, dinding sel menggabus. Periderm terdiri dari 4-6 lapis sel yang berbentuk empat persegi panjang, dinding sel menggabus. Korteks dan silinder pusat parenkimatik, terdiri dari sel-sel yang besar,penuh berisi butir pati, butir pati tunggal, berbentuk kerucut, lonjong atau segi tiga dengan satu sisis melengkung, lamella kurang jelas, terdapat di ujung butir, panjang butir pati 20µm-60µm, lebar 10µm-20µm; sel sekresi banyak terdapat pada korteks dan silinder pusat, berbentuk bulat atau lonjong, mengandung minyak atau dammar minyak berwarna kuning sampai coklat kekuningan, pada penambahan besi(III)klorida LP warna menjadi lebih tua; berkas pembuluh tipe kolateral, tersebar tidak beraturan pada korteks dan silinder pusat; pembuluh kayu berlignin, berkas pembuluh dibawah endodermis tersusun berderet; endodermis terdiri dari 1 lapis sel yang terentang tangensial dengan dinding radial menebal, tidak berisi butir pati. Serbuk berwarna kuning. Fragmen pengenal adalah butir pati; fragmen parenkim dengan sel sekresi; fragmen gabus; rambut penutup; fragmen pembuluh kayu dengan penebalan tangga dan spiral. Isi minyak atsiri, tannin, koresin.
Anatomi batang diatas tanah berbeda dari anatomi
rhizoma terutama pada daerah perbatasan antara cortex dan stele dimana pada batang diatas tanah ditemukan suatu silinder sel yang terlignifikasi dindingnya. Pelebaran rhizoma dimulai pada dasar tunas dan disebabkan oleh aktifitas daerah meristematik yang membentuk ikatan-ikatan pembuluh kearah dalam, disamping pelebaran sel-sel parenkim.
2.5.2 Kencur
Periderm: Terdiri dari 5 smpai 7 lapis sel, sel berbentuk segi panjang berdinding tipis. Jaringan parenkim korteks: Terdapat terdapat di bawah periderm, sel parenkim isodiametrik, berdinding tipis, berisi butir-butir pati, sel idioblas minyak berbentuk hamper bulat dan bergaris tengah 50 um sampai 100 um, dalam idioblas minyak terdapat minyak yang tidak berwarna sampai berwarna putih semu kekuningan. Butir pati : Umumnya tunggal, besar, bentuk bulat, bulat telur dengan salah satu ujungnya mempunyai putting, lamella dan hilus tidak jelas, panjang butir pati 10 um sampai 40 um, umumnya 25 um, lebar butir pati 6 um ssampai 25 um.
Serbuk : warna putih, putih kecoklatan sampai coklat. Fragmen pengenal adalah butir pati yang hampir bulat dengan putting atau sisi bersudut, minyak: oleoresin berbentuk gumpalan atau tetesan kecil yang dengan yodium LP warnanya menjadi coklat kekuningan.
Anatomi pada penampang melintang rimpang kunyit :
1. Rambut Penutup
Rambut penutup berada pada lapisan teratas dan berbentuk kerucut, lurus dan agak bengkok. Panjang rambut penutup 250 mm sampai 890 mm dan berdinding tebal.
2. Epidermis
Epidermis terdiri dari satu lapis sel dan berbentuk pipih poligonal. Dinding sel pada epidermis menggabus.
3. Hipodermis
Hipodermis terdiri dari beberapa lapis sel terentang tangensial. Dinding selnya menggabus dan agak keras.
4. Periderm
Periderm terdiri dari 6 sampai 9 lapis sel. Sel periderm berbentuk segi panjang dengan dinding yang menggabus.
5. Parenkim korteks
Korteks tersusun atas sel – sel parenkim dan berbentuk sel – sel besar. Di dalam korteks berisi pati penuh.
6. Sel sekresi
Sel sekresi banyak dan tersebar. Bentuk selnya bulat atau lonjong yang berisi minyak yang berwarna kunig jingga, yang sebagian mendamar dan berwarna coklat kekuningan.
7. Berkas Pengangkut
Berkas pengangkut bertipe kolateral, tersebar dan tidak beraturan pada korteks dan silinder pusat. Berkas pengankut terletak di bawah endodermis dan tersusun membentuk seperti lingkaran yang teratur. Kadang – kadang berkas pengangkut ini dikelilingi oleh sel – sel parenkim yang tersusun menjari. Pembuluh kayu umunya terdiri dari pembuluh tangga dan pembuluh jala dengan lebar 20 mm sampai 80 mm dan tidak mempunyai lignin.
8. Butir pati
Butir padi merupakan sel tunggal yang berbentuk lonjong atau bulat telur dengan satu ujung mempunyai suatu tonjolan atau berbentuk bulat sampai hampir segitiga dengan satu sisi membulat.
9. Endodermis
Endodermis terdiri dari 1 lapis sel terentang tangensial, dengan dinding radial menebal dan tidak mengandung pati.
10. Parenkim Silinder Pusat
Berupa sel – sel parenkim yang tersusun tersusun melingkar di sekitar silinder pusat.
2.5.3 petai cina
Pada penampang melintang biji tampak kulit biji(spermoderm) terdiri dari lapisan kutikula tebal,jernih,dibawahnya terdapat satu lapis sel palisade berbentuk silindris panjang,diding tebal,terlihat garis terang,dibawah palisade terdapat satu lapis sel berbentuk piala,beberapa lapis sel lain parenkim berbentuk pipih,dinding tebal,melekat satu sama lain,kemudian satu lapis sel berdinding tipis dan beberapa sel berdinding tebal. Indosperm terdiri dari epidermis,selnya berdinding tipis,parenkin sel berbentuk hampir isodiametrik,berisi butir2 alefron dan hablur kalsium oksalat bentuk roset.
Serbuk berwarna kecoklatan. Fragmen pengenal adalah lapisan palisade berbentuk silindrik, panjang, dinding tebal, terlihat ada garis terang lapisan sel berbentuk piala, berlekatan dengan palisade, lapisan sel berbentuk pipih, dinding tebal mampat, parenkim berbentuk poligonal, dinding tebal, lumen berbentuk celah panjang, sel endosperm berbentuk isodiametrik, polihidral, dinding tipis berisi aleuron, hablur kalsium oksalat berbentuk roset.
Tinjauan tentang determinasi
Determinasi yaitu membandingkan suatu tumbuhan dengan satu tumbuhan lain yang sudah dikenal sebelumnya (dicocokkan atau dipersamakan). Karena di dunia ini tidak ada dua benda yang identik atau persis sama, maka istilah determinasi (Inggris to determine = menentukan, memastikan) dianggap lebih tepat daripada istilah identifikasi (Inggeris to identify = mempersamakan (Rifai,1976).
2.1. Cara Mendeterminasi Tumbuhan
Untuk mendeterminasi tumbuhan pertama sekali adalah mempelajari sifat morfologi tumbuhan tersebut (seperti posisi, bentuk, ukuran dan jumlah bagian-bagian daun, bunga, buah dan lainlainnya). Langkah berikut adalah membandingkan atau mempersamakan ciri-ciri tumbuhan tadi dengan tumbuhan lainnya yang sudah dikenal identitasnya, dengan menggunakan salah satu cara di bawah ini:
1. Ingatan
Pendeterminasian ini dilakukan berdasarkan pengalaman atau ingatan kita. Kita mengenal suatu tumbuhan secara langsung karena identitas jenis tumbuhan yang sama sudah kita ketahui sebelumnya, misalnya didapatkan di kelas, atau pernah mempelajarinya, pernah diberitahukan orang lain dan lain-lain.
2. Bantuan orang
Pendeterminasian dilakukan dengan meminta bantuan ahli-ahli botani sistematika yang bekerja di pusat-pusat penelitian botani sistematika, atau siapa saja yang bisa memberikan pertolongan. Seorang ahli umumnya dapat cepat melakukan pendeterminasian karena pengalamannya, dan kalau menemui kesulitan maka dia akan menggunakan kedua cara berikutnya.
3. Spesimen acuan
Pendeterminasian tumbuhan dapat juga dilakukan dengan membandingkan secara langsung dengan specimen acuan yang biasanya diberi label nama. Spesimen tersebut bisa berupa tumbuhan hidup, misalnya koleksi hidup di kebun raya. Akan tetapi specimen acuan yang umum dipakai adalah koleksi kering atau herbarium.
4. Pustaka
Cara lain untuk mendeterminasi tumbuhan adalah dengan membandingkan atau mencocokkan ciriciri tumbuhan yang akan dideterminasi dengan pertelaan-pertelaan serta gambar-gambar yang ada
dalam pustaka. Pertelaan-pertelaan tersebut dapat dijumpai dalam hasil penelitian botani sistematika yang disajikan dalam bentuk monografi, revisi, flora, buku-buku pegangan ataupun bentuk lainnya.
5. Komputer
Berkat pesatnya kemajuan teknologi dan biometrika akan ada mesin elektronika modern yang diprogramkan untuk menyimpan, mengolah dan memberikan kembali keterangan-keterangan tentang tumbuh-tumbuhan. Dengan demikian pendeterminasian tumbuh-tumbuhan nantinya akan dapatn dilakukan dengan bantuan komputer.
2.2. Aturan Pembuatan Kunci Determinasi
Kunci determinasi merupakan suatu alat yang diciptakan khusus untuk memperlancar pelaksanaan pendeterminasian tumbuh-tumbuhan. Kunci determinasi dibuat secara bertahap, sampai bangsa saja, suku, marga atau jenis dan seterusnya. Ciri-ciri tumbuhan disusun sedemikian rupa sehingga selangkah demi selangkah si pemakai kunci dipaksa memilih satu di antara dua atau beberapa sifat yang bertentangan,begitu seterusnya hingga akhirnya diperoleh suatu jawaban berupa identitas tumbuhan yang diinginkan.
Beberapa syarat kunci determinasi yang baik menurut Vogel (1989) antara lain:
1. Ciri yang dimasukkan mudah diobservasi, karakter internal dimasukkan bila sangat penting.
2. Menggunakan karakter positif dan mencakup seluruh variasi dalam grupnya.
Contoh : 1. Leaves opposites
2. Leaves either in whorls, or spirally arranged, or distichous
Bukan
1. Leaves opposites
2. Leaves not opposites
3. Deskripsi karakter dengan istilah umum yang dimengerti orang
4. Menggunakan kalimat sesingkat mungkin, hindari deskripsi dalam kunci
5. Mencantumkan nomor couplet
6. Mulai dari ciri umum ke khusus, bawah ke atas
2.3. Menggunakan Kunci Determinasi
Saran-saran dalam penggunaan kunci determinasi:
1. Kumpulkan informasi sebanyak mungkin tentang ciri tumbuhan yang akan dideterminasi (kalau ada lengkap vegetatif dan generatif)
2. Pilih kunci yang sesuai dengan materi tumbuhan dan daerah geografi di mana tumbuhan tersebut diperoleh
3. Baca pengantar kunci tersebut dan semua singkatan atau hal-hal lain yang lebih rinci
4. Perhatikan pilihan yang ada secara hati-hati
5. Hendaknya semua istilah yang ada dipahami artinya. Gunakan glossary atau kamus
6. Bila spesimen tersebut tidak cocok dengan semua kunci dan semua pilihan layaknya tidak kena, mungkin terjadi kesalahan, ulangi ke belakang.
7. Apabila kedua pilihannya mugkin, coba ikuti keduanya
8. Konfirmasikan pilihan tersebut dengan membaca deskripsinya
9. Spesimen yang berhasil dideterminasi sebaiknya diverifikasi dengan ilustrasi atau specimen herbarium yang ada.
2.4. Jenis-Jenis Kunci Determinasi Tumbuhan
Menurut Rifai (1976), berdasarkan cara penyusunan sifat-sifat yang harus dipilih maka dikenal tiga macam kunci determinasi, yaitu kunci perbandingan, kunci analisis dan sinopsis. Yang akan dibahas di sini adalah kunci analisis. Kunci analisis merupakan kunci yang paling umum digunakan dalam pustaka. Kunci ini sering juga disebut kunci dikotomi sebab terdiri atas sederetan bait atau kuplet. Setiap bait terdiri atas dua (atau adakalanya beberapa) baris yang disebut penuntun dan berisi ciri-ciri yang bertentangan satu sama lain. Untuk memudahkan pemakaian dan pengacuan, maka setiap bait diberi bernomor, sedangkan penuntunnya ditandai dengan huruf. Pemakai kunci analisis harus mengikuti bait-bait secara bertahap sesuai dengan yang ditentukan oleh penuntun. Dengan mempertentangkan ciri-ciri yang tercantum dalam penuntun-penuntun itu akhirnya hanya akan tinggal satu kemungkinan dan kita dituntun langsung pada nama takson yang dicari. Kunci analisis dibedakan menjadi dua macam berdasarkan cara penempatan bait-baitnya yaitu kunci bertakik (kunci indent) dan kunci paralel.
Pada kunci bertakik maka penuntun-penuntun yang sebait ditakikkan pada tempat tertentu dari pinggir (menjarak pada jarak tertentu dari pinggir), tapi letaknya berjauhan. Di antara kedua penuntun itu ditempatkan bait-bait takson tumbuhan, dengan ditakikkan lebih ke tengah lagi dari pinggir yang memenuhi ciri penuntun pertama, juga dengan penuntun-penuntun yang dipisah berjauhan. Dengan demikian maka unsure-unsur takson yang mempunyai ciri yang sama jadi bersatu sehingga bisa terlihat sekaligus.
Penuntun-penuntun kunci paralel yang sebait ditempatkan secara berurutan dan semua baitnya disusun seperti gurindam atau sajak. Pada akhir setiap penuntun diberikan nomor bait yang harus diikuti, dan demikian seterusnya sehingga akhirnya diperoleh nama takson tumbuhan yang dicari. Kunci paralel lebih menghemat tempat, terutama kalau takson tumbuhan yang dicakupnya besar sekali. Buku Flora of Java yang ditulis oleh Backer dan Backuizen van den Brink semuanya ditulis dalam bentuk kunci paralel.
2.6 Ekstraksi
Ekstraksi merupakan suatu proses penyarian suatu senyawa kimia dari suatu bahan alam dengan menggunakan pelarut tertentu. Ekstraksi bisa dilakukan dengan berbagai metode yang sesuai dengan sifat dan tujuan ekstraksi. Pada proses ekstraksi ini dapat digunakan sampel dalam keadaan segar atau yang telah dikeringkan, tergantung pada sifat tumbuhan dan senyawa yang akan diisolasi. Untuk mengekstraksi senyawa utama yang terdapat dalam bahan tumbuhan dapat digunakan pelarut yang cocok.
Ekstraksi komponen senyawa kimia yang terdapat dalam tumbuhan dapat dilakukan dengan cara :
1. Maserasi
Maserasi merupakan proses penyarian senyawa kimia secara sederhana dengan cara merendam simplisia atau tumbuhan pada suhu kamar dengan menggunakan pelarut yang sesuai sehingga bahan menjadi lunak dan larut. Penyarian zat-zat berkhasiat dari simplisia, baik simplisia dengan zat khasiat yang tidak tahan pemanasan. Sampel biasanya direndam selama 3-5 hari, sambil diaduk sesekali untuk mempercepat proses pelarutan komponen kimia yang terdapat dalam sampel. Maserasi dilakukan dalam botol yang berwarna gelap dan ditempatkan pada tempat yang terlindung cahaya. Ekstraksi dilakukan berulang-ulang kali sehingga sampel terekstraksi secara sempurna yang ditandai dengan pelarut pada sampel berwarna bening. Sampel yang direndam dengan pelarut tadi disaring dengan kertas saring untuk mendapat maseratnya. Maseratnya dibebaskan dari pelarut dengan menguapkan secara in vacuo dengan rotary evaporator.
Kelebihan cara maserasi :
• Alat dan cara yang digunakan sederhana
• Dapat digunakan untuk zat yang tahan dan tidak tahan pemanasan.
Kelemahan cara maserasi :
• Banyak pelarut yang terpakai
• Waktu yang dibutuhkan cukup lama
2.Perkolasi
Perkolasi adalah proses penyarian simplisia dengan jalan melewatkan pelarut yang sesuai secara lambat pada simplisia dalam suatu percolator. Perkolasi bertujuan supaya zat berkhasiat tertarik seluruhnya dan biasanya dilakukan untuk zat berkhasiat yang tahan ataupun tidak tahan pemanasan.
3. Digestasi
Digestasi adalah proses penyarian yang sama seperti maserasi dengan menggunakan pemanasan pada suhu 30oC – 40oC. Cara ini dilakukan untuk simplisia yang pada suhu biasa tidak tersari dengan baik. Jika pelarut yang dipakai mudah menguap pada suhu kamar dapat digunakan alat pendingin tegak, sehingga penguapan dapat dicegah.
4.Infusa
Infusa adalah sediaan cair yang dibuat dengan menyari simplisia nabati dengan air pada suhu 90oC selama 15 menit, kecuali dinyatakan lain, dilakukan dengan cara sebagai berikut : simplisia dengan derajat kehalusan tertentu dimasukkan kedalam panci dan ditambahkan air secukupnya, panaskan diatas penangas air selama 15 menit, dihitung mulai suhu mencapai 90oC sambil sesekali diaduk, serkai selagi panas melalui kain flanel, tambahkan air panas secukupnya melalui ampas sehingga diperoleh volume infus yang dikehendaki.
5.Dekokta
Dekokta adalah suatu proses penyarian yang hampir sama dengan infus, perbedaannya pada dekokta digunakan pemanasan selama 30 menit dihitung mulai suhu mencapai 90oC. Cara ini dapat dilakukan untuk simplisia yang mengandung bahan aktif yang tahan terhadap pemanasan
6. Sokletasi
Sokletasi merupakan suatu cara pengekstraksian tumbuhan dengan memakai alat soklet. Pada cara ini pelarut dan simplisia ditempatkan secara terpisah. Sokletasi digunakan untuk simplisia dengan khasiat yang relatif stabil dan tahan terhadap pemanasan. Prinsip sokletasi adalah penyarian secara terus menerus sehingga penyarian lebih sempurna dengan memakai pelarut yang relatif sedikit. Jika penyarian telah selesai maka pelarutnya diuapkan dan sisanya adalah zat yang tersari. Biasanya pelarut yang digunakan adalah pelarut yang mudah menguap atau mempunyai titik didih yang rendah.
Cara kerja sokletasi adalah sebagai berikut :
Serbuk kering yang akan diekstraksi berada di dalam kantong sampel yang diletakkan pada alat ekstraksi (tabung soklet). Tabung soklet yang berisi kantong sampel diletakkan diantara labu destilasi dan pendingin, disebelah bawah dipasang pemanas.
Setelah pelarut ditambahkan melalui bagian atas alat soklet dan pemanas dihidupkan, pelarut dalam labu didih menguap dan mencapai pendingin, berkondensasi dan menetes ke atas kantong sampel sampai mencapai tinggi tertentu/maksimal (sama tinggi dengan pipa kapiler), pelarut beserta zat yang tersari didalamnya akan turun ke labu didih melalui pipa kapiler.
Pelarut beserta zat yang tersari pada labu didih akan menguap lagi dan peristiwa ini akan terjadi berulang-ulang sampai seluruh zat yang ada dalam sampel tersari sempurna (ditandai dengan pelarut yang turun melewati pipa kapiler tidak berwarna dan dapat diperiksa dengan pereaksi yang cocok).
Ekstraksi dengan cara sokletasi mempunyai kelebihan antara lain yaitu :
1.Proses ekstraksi simplisia sempurna.
2.Pelarut yang digunakan sedikit.
3.Proses isolasi lebih cepat.
Kelemahan dari cara sokletasi ini, yaitu :
1.Tidak dapat digunakan untuk mengisolasi senyawa yang termolabil atau bahan tumbuhan yang peka terhadap suhu.
2.Memerlukan energi listrik.
Faktor-faktor yang mempengaruhi laju ekstraksi adalah :
1. Tipe persiapan sample
2. Waktu ekstraksi
3. Kuantitas pelarut
4. Suhu pelarut
5. Tipe pelarut
BAB III
METODOLOGI KERJA
3.1 Formulasi Jamu + Perhitungan Bahan
Alat dan bahan
Alat: 1. Oven
2.blender
3. tempayah/loyang alumunium
4. pisau
5. ayakan
Bahan: 1. Jahe 35%
2. kencur 20%
3. lamtoro 35%
4. Gula 10%
3.2 Langkah Kerja (Skema dan Uraian)
1. Jahe dan kencur di potong di iris tipis-tipis, lalu ditaruh di atas loyang alumunium
2. lamtoro dikupas dari kulitnya dan diletakkan di tas loyang
2. Jemur dibawah terik matahari pada siang hari,jika cuaca tidak mendukung dilakukan pengeringan dengan cara di oven, suhunya disesuaikan.
3. Jika sudah kering di haluskan dengan blender
4. di ayak dengan ayakan serbuk
5. Masukkan dalam kemasan yang sudah tersedia dengan bobot 8 gram serta 2gram sakarin
dari keempat bahan diatas apabila diolah menjadi satu dengan komposisi yang sudah ditentukan akan menghasilkan jamu sehat penambah gairah pria dewasa.
3.2.1 Determinasi Tanaman
• Ambil tanaman dari ujung daun sampai ujung akar
• Lihat buku panduan seperti Flora of Java
• Amati dan catat hasilnya
3.2.2 Pembuatan Standardisasi Bahan Baku
• Pembuatan Simplisia
1. Jahe dan kencur
Rimpang diambil dengan sekop dari tanah, jika kotor bersihkan dahulu dengan air serta disikat jika terdapat ulat pada rimpang hilangkan dahulu.
Potong tipis rimpang secara melintang, kemudian lakukan pengeringan dengan sinar matahari agar fragmennya tidak rusak jika perlu pengeringan dilakukan menggunakan oven dengan suhu 50 derajat celcius, setelah itu rimpang siap untuk diproses secara lebih lanjut.
2. Petai cina
Buah diambil dengan dipetik dari pohonnya, lalu buka kulitnya ambil biji petai cina tetapi lakukan pemilihan dahulu, ambil biji yang bagus saja.
Sebar biji lamtoro pada tempayah lalu jemur di bawah sinar matahari sampai kering sempurna, apabila faktor cuaca kurang mendukung pengeringan bisa dilakukan dengan caca di oven pada suhu 50 derajat celcius, setelah itu biji petai cina siap di proses lebih lanjut.
• . Pengamatan Penampang Melintang Tanaman Segar
a. Buatlah irisan tipis penampang melintang sel
b. letakkan di objek glass
c. amati di bawah mikroskop dan gambar hasilnya.
• Pengamatan Organoleptis Simplisia
Ambil simplisia
Amati bau, warna, serta rasa
Catat hasilnya
• . Pengamatan Fragmen Simplisia
1.Sampel simplisia taruh diatas kaca objek
2. Tetesi sampel tersebut dengan aquades atau zat yang sesuai
3. Tutup dengan cover glass
4. Amati dengan mikroskop
3.3 Rancangan Kemasan
Kami akan membuat bentuk kemasan berupa serbuk siap seduh yang diberi wadah plastik dan setiap wadah berisi 10g dengan logo jamu dan gambar orang masuk angin.
3.4 Strategi Pemasaran
Kami akan memasarkan ke konsumen terutama di daerah pedesaan dan orang tua yang mayoritas lebih percaya pada sediaan jamu seduh daripada yang instant. Kami akan memberikan jamu ini secara gratis terlebih dahulu pada beberapa pasar tradisional serta pedagang kaki lima dipinggir jalan agar masyarakat mengetahui rasa dan khasiatnya. Selain itu kami memberikan gratis terlebih dahulu ke tempat-tempat begadang dan pekerja keras seperti poskamling,warung kopi,pangkalan ojek,warung remang-remang serta pada para sopir kendaraan umum (bus,angkot,truk,ojek).
BAB IV
HASIL KERJA
4.1 Determinasi Tanaman
4.2 Standardisasi Bahan Baku
4.2.1 Tanaman Segar
a. Organoleptis
b. Penampang Melintang
4.2.2 Analisis Kualitatif Simplisia
a. Pembuatan Simplisia
b. Simplisia Rajangan
Pengamatan Makroskopis
c. Serbuk Simplisia
1) Organoleptis
2) Pengamatan Fragmen
4.2.3 Analisis Kuantitatif Simplisia
a. Penentuan Bahan Organik Asing
b. Penentuan Kadar Abu
c. Penentuan Kadar Air
d. Penentuan Zat Kandungan
4.3 Evaluasi Hasil Sediaan
BAB V
PEMBAHASAN
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
1. http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/view.php?id=137
2. Farmakognosi Jilid 1
3. Rahasia Herbal Penyembuh Diabetes. Suryo Joko. Herbalis dan Anggota Asosiasi Pengobat Tradisional Ramuan Indonesia
4. Antioksida alami dan radikal bebas. Dr Heri Winarsi. Ms
5. Teknologi tepat guna jahe,kunyit,kencur, YT. Prasetyo
6. Tanaman obat tradisional. Thomas A.N.S
7. Raham dan khasiat tanaman obat. Budi sentosa
8. Ramuan tradisional untuk pelangsing tubuh. Drs. Bambang Mursitu,Apt M.Si
9. Tanaman obat keluarga. Ir fauziah muhsiah
10. Khasiat dan manfaat kunyit. Ir W.P Windiarto
11. Djamal, R., Prinsip-Prinsip bekerja Dalam Bidang Kimia Bahan Alam, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Padang, 1990.
12. Ansel, H. C., Pengantar Bentuk sediaan Farmasi, edisi 4, diterjemahkan oleh Farida Ibrahim, Penerbit UI press, Jakarta, 1989.
13. Voigt, R., Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, edisi ke-5, UGM Press, Yogyakarta, 1995.
LAMPIRAN
NB: PROSES PENGERJAAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar